Doa yang Dibaca Ketika Mendengar Adzan

Di saat muadzin membaca lafadz syahadat Rasul "Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah" umumnya ada beberapa orang yang mencium jempolnya lagi dioleskan ke mata.

Di bawah ini ialah tulisan Ustadz Ma'ruf Khozin mengenai keterangan beberapa ulama tentang itu.

Kasus ini tidak terkait dengan hukum sunnah atau yang lainnya kalau dijalankan dalam adzan, tetapi suatu doa yang tengah dilakukan beberapa ulama utamanya yang bermadzhab Malikiyah.

Syaikh Abu Abdillah Muhammad bin Muhammad bin Abdurrahman al-Maghrabi berbicara:

ﻭَﺭُﻭِﻱَ ﻋَﻦْ ﺍﻟْﺨَﻀِﺮِ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟﺴَّﻠَﺎﻡُ ﺃَﻧَّﻪُ ﻗَﺎﻝَ : ﻣَﻦْ ﻗَﺎﻝَ ﺣِﻴﻦَ ﻳَﺴْﻤَﻊُ ﺍﻟْﻤُﺆَﺫِّﻥَ ﻳَﻘُﻮﻝُ : ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻣَﺮْﺣَﺒًﺎ ﺑِﺤَﺒِﻴﺒِﻲ ﻭَﻗُﺮَّﺓِ ﻋَﻴْﻨِﻲ ﻣُﺤَﻤَّﺪِ ﺑْﻦِ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺛُﻢَّ ﻳُﻘَﺒِّﻞُ ﺇﺑْﻬَﺎﻣَﻴْﻪِ ، ﻭَﻳَﺠْﻌَﻠُﻬُﻤَﺎ ﻋَﻠَﻰ ﻋَﻴْﻨَﻴْﻪِ ﻟَﻢْ ﻳَﻌْﻢَ ، ﻭَﻟَﻢْ ﻳَﺮْﻣَﺪْ ﺃَﺑَﺪًﺍ ‏( ﻣﻮﺍﻫﺐ ﺍﻟﺠﻠﻴﻞ ﻓﻲ ﺷﺮﺡ ﻣﺨﺘﺼﺮ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺧﻠﻴﻞ - ﺝ 3 / ﺹ 355)

Diriwayatkan dari Nabi Khidhir As. kalau dia berbicara: "Barangsiapa yang dengar bacaan muadzin "Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah", lalu dia berdoa "MARHABAN BIHABIBIY WAQURRATI AINIY MUHAMMADIBNI ABDILLAH SAW.", lalu mengecup dua jemari jempolnya serta ditempatkan (dioleskan) ke ke-2  matanya, jadi dia akan tidak merasakan buta serta sakit mata selamanya." (Mawahib al-Jalil Syarh Mukhtashar asy-Syaikh Khalil juz 3 halaman 355)

Bahkan juga dalam rekomendasi ulama Malikiyah bukan sekedar diterangkan ‘tata caranya', tetapi pula manfaatnya:

(ﻓَﺎﺋِﺪَﺓٌ ‏) ﻗَﺎﻝَ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻤَﺴَﺎﺋِﻞِ ﺍﻟْﻤَﻠْﻘُﻮﻃَﺔِ : ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﺍﻟْﻔَﻘِﻴﻪُ ﺍﻟﺼَّﺪِﻳﻖُ ﺍﻟﺼَّﺪُﻭﻕُ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺢُ ﺍﻟْﺄَﺯْﻛَﻰ ﺍﻟْﻌَﺎﻟِﻢُ ﺍﻟْﺄَﻭْﻓَﻰ ﺍﻟْﻤُﺠْﺘَﻬِﺪُ ﺍﻟْﻤُﺠَﺎﻭِﺭُ ﺑِﺎﻟْﻤَﺴْﺠِﺪِ ﺍﻟْﺤَﺮَﺍﻡِ ﺍﻟْﻤُﺘَﺠَﺮِّﺩُ ﺍﻟْﺄَﺭْﺿَﻰ ﺻَﺪْﺭُ ﺍﻟﺪِّﻳﻦِ ﺑْﻦُ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺢِ ﺑَﻬَﺎﺀِ ﺍﻟﺪِّﻳﻦِ ﻋُﺜْﻤَﺎﻥَ ﺑْﻦِ ﻋَﻠِﻲٍّ ﺍﻟْﻔَﺎﺳِﻲِّ ﺣَﻔِﻈَﻪُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﻗَﺎﻝَ : ﻟَﻘِﻴﺖُ ﺍﻟﺸَّﻴْﺦَ ﺍﻟْﻌَﺎﻟِﻢَ ﺍﻟْﻤُﺘَﻔَﻨِّﻦَ ﺍﻟْﻤُﻔَﺴِّﺮَ ﺍﻟْﻤُﺤَﺪِّﺙَ ﺍﻟْﻤَﺸْﻬُﻮﺭَ ﺍﻟْﻔَﻀَﺎﺋِﻞُ ﻧُﻮﺭَ ﺍﻟﺪِّﻳﻦِ ﺍﻟْﺨُﺮَﺍﺳَﺎﻧِﻲَّ ﺑِﻤَﺪِﻳﻨَﺔِ ﺷِﻴﺮَﺍﺯَ ، ﻭَﻛُﻨْﺖُ ﻋِﻨْﺪَﻩُ ﻓِﻲ ﻭَﻗْﺖِ ﺍﻟْﺄَﺫَﺍﻥِ ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﺳَﻤِﻊَ ﺍﻟْﻤُﺆَﺫِّﻥَ ﻳَﻘُﻮﻝُ : ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻗَﺒَّﻞَ ﺍﻟﺸَّﻴْﺦُ ﻧُﻮﺭُ ﺍﻟﺪِّﻳﻦِ ﺇﺑْﻬَﺎﻣَﻲْ ﻳَﺪَﻳْﻪِ ﺍﻟْﻴُﻤْﻨَﻰ ﻭَﺍﻟْﻴُﺴْﺮَﻯ ﻭَﻣَﺴَﺢَ ﺑِﺎﻟﻈُّﻔْﺮَﻳْﻦِ ﺃَﺟْﻔَﺎﻥَ ﻋَﻴْﻨَﻴْﻪِ ﻋِﻨْﺪَ ﻛُﻞِّ ﺗَﺸَﻬُّﺪٍ ﻣَﺮَّﺓً ﺑَﺪَﺃَ ﺑِﺎﻟْﻤُﻮﻕِ ﻣِﻦْ ﻧَﺎﺣِﻴَﺔِ ﺍﻟْﺄَﻧْﻒِ ، ﻭَﺧَﺘَﻢَ ﺑِﺎﻟﻠَّﺤَﺎﻅِ ﻣِﻦْ ﻧَﺎﺣِﻴَﺔِ ﺍﻟﺼُّﺪْﻍِ ، ﻗَﺎﻝَ ﻓَﺴَﺄَﻟَﺘْﻪُ ﻋَﻦْ ﺫَﻟِﻚَ ، ﻓَﻘَﺎﻝَ : ﺇﻧِّﻲ ﻛُﻨْﺖُ ﺃَﻓْﻌَﻠُﻪُ ﻣِﻦْ ﻏَﻴْﺮِ ﺭِﻭَﺍﻳَﺔِ ﺣَﺪِﻳﺚٍ ، ﺛُﻢَّ ﺗَﺮَﻛْﺘُﻪُ ﻓَﻤَﺮِﺿَﺖْ ﻋَﻴْﻨَﺎﻱَ ﻓَﺮَﺃَﻳْﺖُ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻤَﻨَﺎﻡِ ، ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻟِﻲ ﻟِﻢَ ﺗَﺮَﻛْﺖَ ﻣَﺴْﺢَ ﻋَﻴْﻨَﻴْﻚَ ﻋِﻨْﺪَ ﺫِﻛْﺮِﻱ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺄَﺫَﺍﻥِ ﺇﻥْ ﺃَﺭَﺩْﺕَ ﺃَﻥْ ﺗَﺒْﺮَﺃَ ﻋَﻴْﻨَﺎﻙَ ﻓَﻌُﺪْ ﺇﻟَﻰ ﺍﻟْﻤَﺴْﺢِ ﺃَﻭْ ﻛَﻤَﺎ ﻗَﺎﻝَ ﻓَﺎﺳْﺘَﻴْﻘَﻈْﺖَ ﻭَﻣَﺴَﺤْﺖَ ﻓَﺒَﺮِﺋَﺖْ ﻋَﻴْﻨَﺎﻱَ ﻭَﻟَﻢْ ﻳُﻌَﺎﻭِﺩْﻧِﻲ ﻣَﺮَﺿُﻬُﻤَﺎ ﺇﻟَﻰ ﺍﻟْﺂﻥَ.‏( ﻣﻮﺍﻫﺐ ﺍﻟﺠﻠﻴﻞ ﻓﻲ ﺷﺮﺡ ﻣﺨﺘﺼﺮ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺧﻠﻴﻞ ﻟﻠﺸﻴﺦ ﺍﺑﻲ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﻤﻐﺮﺑﻲ - ﺝ 3 / ﺹ 354 ﻭﺣﺎﺷﻴﺔ ﺍﻟﻌﺪﻭﻱ ﻋﻠﻰ ﺷﺮﺡ ﻛﻔﺎﻳﺔ ﺍﻟﻄﺎﻟﺐ ﺍﻟﺮﺑﺎﻧﻲ ﻟﻠﺸﻴﺦ ﻋﻠﻲ ﺍﺑﻲ ﺍﻟﺤﺴﻦ ﺍﻟﻤﺎﻟﻜﻲ - ﺝ 2 / ﺹ 281)

"(Faedah) dijelaskan dalam KITAB AL-MASAIL AL-MALQUTHAH, kalau udah menceritakan ke kami pakar fiqh yang paling dapat dipercaya, yang hsaleh, bersih, memiliki ilmu prima, seorang mujtahid, bertetangga dengan Mushola al-Haram, menyendiri, Shadruddin bin Sayyidina Shaleh Bahauddin Utsman bin Ali al-Fasi, hafidzahullah, dia berbicara:

"Saya bersua dengan seorang syaikh yang pakar dibagian banyak pengetahuan, pakar ijtihad, pakar hadits, yang terkenal kelebihannya, Nuruddin al-Khurasan di Kota Syiraz. Saya ada dalam dekatnya saat adzan. Di saat dia dengar perkataan muadzin "Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah", jadi Syaikh Nuruddin mengecup ke-2  jemari jempolnya, kanan serta kiri, lalu menyekakan dengan ke-2  kuku ke kelopak matanya tiap-tiap bacaan syahadat, diawali pada ujung mata yang lempeng dengan hidung lalu mengenyamping menuju pelipis.

Saya (Shadruddin) menanyakan padanya mengenai hal semacam itu, jadi dia menjawab: "Dahulu saya mengerjakannya tanpa sejarah hadits, lalu saya matikannya. Jadi ke-2  mata saya sakit serta saya mimpi bersua Rasulullah Saw. serta bersabda kepadaku: "Mengapa kamu meninggalkan menyeka ke-2  matamu di saat menyebutku dalam adzan. Kalau kamu pengin ke-2  matamu pulih jadi ulanglah menyeka matamu. ".Lalu saya terjaga serta menyeka ke-2  mataku. Serta sampai saat ini tidak sakit mata lagi." (Mawahib al-Jalil juz 3 halaman 354 serta Hasyiyah al-Adawi juz 2 halaman 281).

Walaupun udah masyhur dijalankan beberapa ulama, tetapi ulama Malikiyah memperjelas hal semacam itu bukan mengambil sumber dari hadits:

ﻭَﺍﺷْﺘَﻬَﺮَ ﻋِﻨْﺪَ ﺑَﻌْﺾِ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﻭِﺭْﺩٌ ﺇِﻟَّﺎ ﻗَﻮْﻝَ ﺍﻟْﻤُﺆَﺫِّﻥِ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠّﻪِ ﻳُﻘَﺒِّﻠُﻮْﻥَ ﺇِﺑْﻬَﺎﻣَﻬُﻢْ ﻭَﻳَﻤُﺮُّﻭْﻥُ ﺑِﻬَﺎ ﻋَﻠَﻰ ﺃَﻋْﻴُﻨِﻬِﻢْ ﻗَﺎﺋِﻠِﻴْﻦَ : ﻣَﺮْﺣَﺒًﺎً ﺑِﺤَﺒِﻴْﺒِﻲ ﻭَﻗُﺮَّﺓِ ﻋَﻴْﻨِﻲ ﻣُﺤَﻤَّﺪِ ﺑْﻦِ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﻠّﻪِ، ﻭَﻫَﺬَﺍ ﻟَﻢْ ﻳَﺮِﺩْ ﻓِﻲ ﺣَﺪِﻳْﺚٍ ‏( ﺇﺭْﺷَﺎﺩُ ﺍﻟﺴَّﺎﻟِﻚ : ﻟﻠﺸﻴﺦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺷﻬﺎﺏ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺍﻟﺒﻐﺪﺍﺩﻱ - ﺝ 1 / ﺹ 27)

"Udah masyhur di beberapa ulama suatu wirid, terkecuali saat perkataan muadzin "Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah", lalu mereka mengecup dua jemari jempolnya serta dioleskan ke ke-2  matanya, setelah itu mereka berdoa "Marhaban bihabibiy waqurrati ‘ainiy Muhammadibni Abdillah Saw ".Ini tidak mengambil sumber dari hadits." (Syaikh Syihabuddin al-Baghdadi dalam Irsyad as-Salik juz 1 halaman 27)

Sementara dalam madzhab Syafi'iyah keterangan itu ada dalam kitab I'anat ath-Thalibin juz 1 halaman 281 yang mengambil dari Hasyiyah Abi Jamrah kreasi asy-Syaikh asy-Syinwani.

Saya sendiri (Ustadz Ma'ruf Khozin) mendapatkan ijazah ini dari Syaikh Abdul Malik bin KH. Fathul Bari al-Makki, yang ada ketika itu yaitu Alm. KH. Zainullah bin KH. Bukhari, abah saya Alm. H. Khozin Yahya serta saya sendiri, sekitaran tahun 1990.

Lokasi:

Berbagi :